Program acara RCTIini menyedot perhatian karena berhasil menyajikan
kejutan dengan menampilkan talenta baru dengan bakat yang fenomenal.
Sebut saja Fatin Shidqia Lubis. Pelajar 16 tahun ini belakangan menjadi
buah bibir karena penampilannya saat membawakan lagu Grenadebegitu
memukau hingga menarik perhatian sang empunya lagu, Bruno Mars.
Bahkan,
lantaran kagum,sang superstar pun mengunggah video Fatin saat mengikuti
audisi X Factor pada 18 Januari silam ke laman resminya,
www.brunomars.com.
Namun,sebenarnya,bukan hanya Fatin yang memberi kejutan. Nama kontestan
lain seperti Agus Hafiludin,Theresia Dina, Yohana Febrianti, Iin Nur
Indah pun tak kalah memukau.
“ Sejauh ini dari audisi yang
digelar bagus banget, semua pesertanya yang tanpa kita sadari kita pilih
menampilkan bakat faktor X mereka dalam membawakan sebuah lagu di atas
panggung.Ini sarana yang baik bagi masyarakat Indonesia, terutama mereka
yang muda, untuk menampilkan bakat terbaiknya,”ujar salah satu juri X
Factor Bebi Romeo kemarin. Pemilik nama lengkap Virdy Megananda itu
menandaskan, sebagai juri, apa lagi kali pertama terlibat di ajang
demikian, dia mempunyai ekspektasi besar terhadap X Factor. Dia berharap
akan hadir bintang baru dalam industri musik dari ajang ini.
“Jadi
ini sebuah kebanggaan dan saya senang atas kepercayaan ini, terlebih
juri lain juga merupakan musisi yang tidak bisa dilihat sebelah mata
prestasi dan rekam jejak di industri Tanah Air, bahkan internasional.
Hal ini membuat saya bersemangat mengeluarkan dan membagikan kemampuan
terbaik kepada peserta,“ ungkapnya. Produser Eksekutif X Factor
Indonesia Fabian Dharmawan bersyukur atas tingginya respons masyarakat
pada awal penayangan audisi X Factor.
Dia menyebut peringkat
program ini belum pernah di bawah 15 dan kini terus menanjak hingga di
atas 20 pada tiga episode terakhir. X Factor di posisi ke-16 pada awal
karena masyarakat menyangka tayangan ini seperti Fear Factor. “Apalagi
ada beberapa peserta yang kita highlights mendapatkan respons fenomenal
seperti Fatin sehingga kita nggak menyangka karena awalnya kita hanya
menyajikan dan ternyata respons di masyarakat bagus,”katanya.
Produser
Eksekutif Fremantle Media Ken Irawati menyampaikan apresiasinya atas
sambutan luar biasa penonton. Dia pun berharap dari ajang ini bisa
ditemukan bakat-bakat luar biasa yang akan dipoles para juri yang juga
mempunyai kemampuan luar biasa.“Hal itu dimungkinkan terjadi di ajang X
Factorini di mana para juri harus menjadi mentor, harus mampu
mengarahkan dan dengan jeli melihat potensi peserta untuk menjadikan
peserta seorang entertainer sejati,”jelasnya.
Fremantle, menurut
Ken, menganggap Indonesia pasar potensial untuk pencarian bakat. Dia
menunjuk kesuksesan produksi season 7 Indonesian Idol menemukan talenta
yang bisa dipertanggungjawabkan, baik dari segi kualitas suara maupun
penampilan panggungnya. Ken pun yakin negeri ini tidak akan kehabisan
bakat-bakat di dunia tarik suara. Pada audisi X FactorIndonesia ini,
talenta diperoleh dari hasil penjaringan di 10 kota di Tanah Air, yakni
Medan, Bandung, Padang,Balikpapan,Manado, Makassar,Manado,Surabaya,
Yogyakarta,dan Jakarta Pengamat musik Denny Sakrie menuturkan, orang
Indonesia itu sangat musikal.
Menurut Denny, 85% orang Indonesia
bisa dan amat hobi menyanyi sehingga yang dibutuhkan itu adalah
pembibitan, pelatihan, pemberian edukasi (mentoring),pengarahan,serta
pemberian pemahaman tentang yang namanya meniti karier di industri musik
TanahAir. Sayangnya,menurut pengamat kelahiran Ambon,Maluku, 14 Juli
1963 itu, orang Indonesia selalu ingin cepat sukses meraih materi dan
popularitas dari dunia hiburan sehingga kerap mengabaikan edukasi,
pelatihan,dan lain-lain.
“Ajang pencarian bakat kompetisi
menyanyi apa pun bentuknya menurut saya punya nilai positif, setidaknya
merupakan medium untuk masyarakat kita yang ingin cari peluang dalam
dunia hiburan karena setelah kompetisi selesai toh mereka harus lebih
banyak lagi bertemu dengan kompetisi yang riil,“ ujarnya. Fabian
Dharmawan menjelaskan, kelebihan ajang X Factor ini dibandingkan ajang
lain yang sejenis seperi Indonesian Idol adalah ajang ini dipe-
runtukkan bagi semua usia dan tak ada batasan untuk menampilkan bakatnya
baik secara solo,duo,atau grup.
“Dibandingkan acara pencarian
bakat lain yang ditayangkan di RCTIseperti Indonesian Idol, Masters
Chef,atau Idola Cilik,X Factor ini berbeda formatnya karena di ajang ini
semua usia bisa ikut, sedangkan di Indonesian Idol usia dibatasi. X
Factor ini lebih luas cakupan usianya, tidak ada bakat yang tertinggal
karena kan bakat itu selalu ada dalam diri seseorang walaupun usia sudah
lewat,” ungkapnya.
X Factor juga mempunyai kelebihan karena
para juri yang terlibat tidak hanya menilai penampilan peserta, tetapi
mereka juga akan menjadi mentor peserta dan pemilihan juri sendiri tidak
main-main serta semua aspek yang dibutuhkan untuk mencari bakatbakat
peserta dimiliki oleh juri. Seperti diketahui, juri yang ditunjuk adalah
Anggun, Ahmad Dhani, Bebi Romeo, dan Rossa.
“Para juri yang
terlibat dalam X Factor ini memiliki kemampuan mumpuni untuk menemukan
bibit-bibit terbaik seperti Rossa merupakan diva Indonesia. Kita juga
punya diva yang kini go international Anggun, punya seorang komposer dan
pencipta lagu terbaik tanah air macam Bebi Romeo, dan punya one of the
best producer Mas Ahmad Dhani.Kombinasi tersebut dalam susunan juri ini
sangat menentukan sekali,”jelasnya.
Dengan komposisi juri yang
terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda satu sama lain,
diharapkan X Factor bisa menemukan bakat yang bervariasi. Sejauh ini,
peserta yang lolos audisi menunjukkan karakter bervariasi,baik dari segi
suara, genre musik maupun aksi panggung.“Inilah kekuatan utama ajang X
Factor,” tandasnya. Selain usia dan juri, ada keunikan lain X
Factordibandingkan ajang sejenis,yakni tahapan untuk menjadi jawara X
Factor ini setelah audisi selesai.
Seperti kemarin Jumat (25/1)
merupakan tahapan boot camp, yaitu dari 119 kontestan yang masuk tahap
ini kemudian diperas tinggal 74 kontestan yang lolos untuk audisi
berikutnya. Dalam tantangan berikutnya tersebut, para juri memberikan
tantangan baru bagi para kontestan untuk dance. Fabian menjelaskan, pada
fase boot camp ini peserta dibagi dalam kelompok Boys dan
Girls.Kelompok ini masih dibagi lagi dalam kategori 24 tahun ke bawah
dan 24 tahun ke atas. Pada tahap ini kemampuan tiap peserta dalam
melakukan harmonisasi dengan sesama anggota grup menjadi tantangan.
Mereka
ditantang menyanyikan lagu yang sudah ditentukan. Setelah melalui tahap
boot camp ini,menurut Fabian,akan ada tahap judges home visit (JHV),
yaitu kontestan dibawa ke rumah, tempat peristirahatan ataupun rumah
salah satu juri untuk mendapatkan kesempatan bertemu dengan mentor. “Ini
surprise buat peserta di mana saat mereka dibawa belum tahu itu tempat
atau vilanya siapa dan bertemu dengan juri yang kelak akan menjadi
mentornya,“ sambungnya. Selepas JHV, peserta melaju ke babak show case
dan gala X Factor atau babak spektakuler dalam ajang Indonesian Idol.
Dalam
babak ini, 12 peserta akan saling menampilkan kemampuan terbaik di atas
panggung demi memikat juri dan tidak pulang lebih awal karena
tereliminasi. “Ke-12 peserta dan format yang sama dengan Indonesian Idol
tidak ada hubungannya satu sama lain dan saya tidak bisa katakan akan
ada hak veto atau tidak karena hak veto dipakai kalau diperlukan dan
kita berharap tidak usah menggunakan hak veto karena penonton yang
melihat ini menganggap sebuah drama,padahal kita ingin menampilkan hal
dramatis dalam X Factor ini,“ tegasnya.
Menurut Fabian, berbeda
antara drama dan dramatis karena X Factor itu mempunyai efek dramatis
dilihat dari kemampuan vokal peserta, penjurian, serta kehebatan di
balik kontestan itu,dramatis karena melihat bakatnya bukan hal lain.
Lain halnya kalau drama, yaitu dalam hal ini dilihat latar belakang
peserta semisal kalangan menengah ke bawah ataupun peserta mengidap
penyakit sehingga diberi hak veto. ● thomasmanggalla
Sumber: seputar-indonesia.com